----------SUGENG RAWUH----------

Sabtu, 25 Februari 2012

Antasena, Jalan Manusia Sufi

       Anda tak akan menemukan tokoh ini pada versi Mahabarata aslinya, versi India. Karena tokoh Antasena hanya ada di kisah wayang gubahan Jawa. Pun hanya ada di Yogyakarta. Pada wayang Surakarta, nama Antasena juga ada, tapi Antasena di sini, hanya nama lain dari tokoh Antareja. Sedang di Yogyakarta, Antasena dan Antareja dikisahkan sebagai dua karakter yang berbeda, walaupun keduanya sepertinya sama-sama diciptakan sebagai sosok 'pencari' makna kehidupan sejati, tapi nuansa tingkah-laku mereka sangat berbeda.


raden antasena
 Antasena adalah anak bungsu Raden Bima, kedua Pandawa. Lahir dari rahim Dewi Urangayu, putri semata wayang Sang Hyang Baruna. Jalinan kisah itu membuat Antasena menjadi sosok yang unik. Dia adalah bangsa manusia, lahir dari keturunan campuran bangsa Samodra dan bangsa Dewa.


      Di dalam pakeliran wayang Jawa, sosok Antasena menyimpan misteri tersendiri, entah karena pengejawantahan karakter Antasena sendiri yang samar, ataupun sengaja dibuat demikian, tak ada yang tahu. Tapi konon kabarnya memang sosok karakter Antasena ini dimunculkan sebagai penggambaran akan sebuah kepribadian sufi. Orang menghubung-hubungkan akan kemunculan tokoh Antasena ini dengan semisal figur ‘nyleneh’ Syeh Siti Jenar ataupun sosok ‘sakral’ Abdul Qadir Jaelani.

     Tak banyak dalang yang cukup ‘berani’ melakonkan tokoh Antasena dalam pertunjukannya. Mungkin karena penokohannya sendiri yang misterius, atau kegamangan para dalang itu yang merasa tidak cukup mampu menghidupkan karakter Antasena dari tangan mereka.

     Antasena bisa dikesankan orang yang angin-anginan, sudah tidak lagi memandang dunia. Terbebas dari sifat unggah-ungguh kehidupan kerajaan. Dia bebas berkata kepada siapa saja tanpa harus berbahasa halus. Kesaktiannya sulit digambarkan, karena tak pernah diceritakan dia kalah oleh orang lain, bahkan oleh bangsa Dewa sekalipun! Konon untuk membalik dunia wayang pun dia dianggap mampu. 
sufi



     Lalu, kira-kira karakter yang seperti apa yang ada dalam kepribadian seseorang sakti tanpa tanding? Karena toh kemampuan seperti ini tidak mungkin ditempelkan pada tokoh antagonis. Karakter seperti ini pun rasanya akan hambar bila harus ada pada para ‘lakon’. Sehingga karakter ini seolah kemudian dilengkapi dengan sebuah penggambaran akan sifat ketinggian ilmu dan kebijaksanaannya. Ilmu yang secara awam tak akan mampu dibaurkan dengan para tokoh wayang kebanyakan. Ada yang kemudian memunculkan tokoh ini dengan kesan lucu dan selengekan, saya pikir demi sebuah upaya agar tokoh Antasena ini bisa digagas dan diterima secara khalayak. Tapi tetap ada juga yang berusaha menggambarkan tokoh Antasena ini seperti keinginannya, men-tauhid, kesufi-sufian, jauh dari keinginan dunia, dan selalu mengagungkan Sang Pencipta di setiap langkahnya.

    Bentuk fisik yang khas adalah kulit sisik kemerahan di sekujur badannya. Digambarkan seperti sisik udang. Dapat hidup di darat dan di dalam air.

    Antasena jelas tidak dilibatkan di perang Baratayudha. Gubahan cerita wayang versi Jawa itu tetap menempatkan Antasena seperti apa adanya, samar-samar. Dan karakter seperti Antasena tentunya tidak punya keinginan untuk turut serta pada hingar bingar peperangan. Karena kehidupan dan kematian yang dilihatnya sudah beda sekali dibanding yang dipahami orang kebanyakan.


     Ketika banyak orang yang khawatir akan kesaktiannya yang tanpa tanding, akankah dia melibatkan diri pada perang Baratayudha? Cerita itu membawa pengertian bahwa justru Antasena sendiri yang tidak begitu tertarik untuk terlibat Baratayudha. Karena baginya hampir tak ada jarak pemisah antara ‘membunuh’ dan ‘melapangkan jalan kematian’. Satunya akan dihujat dan dikutuk, sementara yang satunya akan mendapat terima kasih dari si mati. 
ilustrasi
perang baratayudha


     Kematiannya pun penuh misteri. Seakan cerita itu memang sengaja dibuat tidak lengkap demi mempertahankan sosok remang-remang bagi Antasena. Ada yang berkata bahwa dia hidup terus dan tak pernah mati. Ada versi yang mengungkap bahwa Antasena menjadi mengecil dihadapan Sang Hyang Wenang menjelang Baratayudha. Juga ada versi –yang saya pakai dalam novel saya- dimana dia menempuh jalan kematian sebagai tanaman jagung untuk juga menahan keterlibatan Baladewa di Baratayudha. Untuk kemudian kembali merubah dirinya sebagai ikan pari untuk mengantar jasad Bisma bertemu roh Dewi Amba di alam dasar Samodra. Dan jalan kematian itu pun seakan tak pernah selesai, ketika Antasena selalu merubah dirinya ke wujud kehidupan lain setelah kehidupan sebelumnya dianggapnya sudah selesai tugasnya. 

Jumat, 24 Februari 2012

Ya’juj dan Ma’juj


  Ya’juj dan Ma’juj


      Ya’juj dan Ma’juj (arab : يأجوج ومأجوج , ibrani : גוג ומגוג, inggris : Gog dan Magog) adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul dalam akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.
Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, umat Kristen dan kitab suci umat Islam.Mengenai sekelompok manusia Ya’juj dan Ma’juj dalam tradisi religius digambarkan dalam istilah yang ambigu (tidak jelas). Ada yang menyebutnya sebagai bentuk manusia, mahkluk berbentuk raksasa, suatu bangsa atau negeri. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitos dan cerita rakyat di banyak negara.


      Dalam Surah Al-Kahfi bahwa Dzul qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai disuatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Zulqarnaen memenuhi permintaan mereka.
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya. Mereka masih keturunan Adam, sebagaimana di jelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim.

Wujud Ya’juj & Ma’juj



     Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berdasarkan keterangan Surah al-Kahfi 92-98, fakta relevan mengenali Ya’juj & Ma’juj ialah:
  • Negeri Ya’juj & Ma’juj = Khazaria & Russia (Ya'juj adalah koalisi Anglo-American dan Israel sedangkan Ma'juj adalah Russia)
  • Jalan ke utara = ke utara Iran menuju ke Armenia
  • Di antara dua gunung = Gunung Kaukasus
  • Kaum hampir mereka tidak memahami perkataan = Kaum Armenia
  • Tembok besi = Daryal Gorge/Gerbang Iberian/ Gerbang Kaukasia.


Minggu, 12 Februari 2012

Apakah “bismillah” merupakan ayat dari Al qur”an ?

A. Apakah “Bismillah” merupakan ayat dari Al qur”an?


lafadz bismillah
            Menurut pendapat para ulama bismillah datang pada surat Naml dan merupakan bagian dari ayat, sesuai firman Allah dalam surat An Naml ayat 30. Tetapi masih ada perbedaan apakah termasuk bagian ayat dari fathikah dan setiap surat atau tidak. Berikut akan dijelaskan sedikit tentang hukum lafatdz bismillah

Madzab Imam Syafi’i
            Bismillah merupakan ayat dari fatikhah dan ayat dari setiap surat.
       Berikut dalillnya :
  • Hadist Abu hurairoh dari Nabi bersabda “ketika membaca Alhamdulillahirobbil alamin ”  maka membaca”bismillah”. Dari sini disimpulkan bahwa bismillah merupakan Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan merupakan salah satu dari ayatnya
  • Hadits Ibnu abbas “bahwa sanya rosulallah membuka sholat dengan Bismillah”
Madhab Imam Maliki
            Bismillah tidak merupakan ayat dari fatihah dan bukan juga bagian dari setiap surat dalam Al Qur’an
       Berikut dalillnya : 
  • Hadits dari Aisyah R.A “bahwasanya rosulallah membuka sholat dengan takbir kemudian  membaca hamdallah dan seterusnya”
  •  Hadits Annas “saya sholat dibelakang Nabi, Abu Bakar, Umar, utsman dan sholat tersebut dibuka dengan bacaaan Alhamdulillah”
   Madhab Abu Hanifah
            Bismillah merupakan ayat penyempurna dari Al Qur’an yang diturunkan sebagai pemisah    diantara surat dan tidak merupakan ayat dari fatikhah.
       Berikut dalillnya :
            Dalam mushafnya Abu hanifah yang menunjukan bahwa bismillah merupakan bagian dari Al Qur’an tetapi bukan bagian dari tiap tiap surat dan juga hadits yang menolak bahwa adanya pembacaan bismillah dalam fatikhah pada sholat yang bersifat jahr. Maka dapat di simpulkan bahwa bismillah merupakan Ayat dari Al Qur’ an yang sempurna, tetapi selain pada surat An Naml. Bismillah diturunkan sebagai pemisah antar surat.

B. Apa hukumnya bacaan bismillah dalam sholat
            Dalam hal ini terdapat berbagai pendapat, antara lain :
  1. Imam Malik : Beliau mencegah pembacaan bismillah dalam sholat fardu, baik yang bersifat “jahr” atau “siri” dan tidak melarang dalam pembukaan Umul Qur’an pada tiap surat dan diperbolehkan dalam sholat sunah.
  2. Imam Abu Hanifah : Beliau menyuruh orang yang sholat dalam membaca bismillah itu pelan pelan pada tiap rokaat dan apa bila di baca dengan surat yang lain itu lebih bagus.
  3. Imam Syafi’i : Beliau mewajibkan membacanya yaitu bagi arang yang sholat, yaitu apa bila sholat bersifat ” jahr” ya di baca “jahr “ dan sebaliknya
  4. Imam Ahmad bin Hambal : Beliau berpendapat bahwa membaca bismillah itu secara tidak di sunahkan keras.

C. Apakah di wajibkan membaca fatikhah dalam sholat ? 
Dalam hal ini masih terdapat banyak pendapat, antara lain :

 Madhab Jumhur ‘Imam Malik, Syafi’I dan Akhmad’ : Sesungguhnya membaca fatihah merupakan syarat sahnya sholat , apa bila ia meninggalkannya padahal sebenarnya dia mampu membacanya maka tidak sah sholatnya.
shalat
         Berikut dalilnya : 
  1. Hadits Ubadah bin Shomat : Bahwasanya Nabi SAW bersabda “tidak dikatakan seseorang itu sholat apa bila     orang   tersebut tidak membaca fatikhatul kitab”
  2. Hadits Abu Huraroh : Bahwasanya Nabi SAW bersabda “seseorang yang melakukan sholat dan dalam    sholatnya tidak membaca umul kitab maka sholatnya tidak sempurna.
  3. Madhab Syauri dan Abu Khanifah : Sesungguhnya sholat itu diperbolehkan tanpa membaca fatikhah dan tidak baatal sholatnya, tetapi wajib secara mutlak membaca bacaan minim tiga ayat pendek  dari Al Qur’an.
        Berikut dalillnya :
kitab 
  • Dalam Kitab [dalam surat Al Muzammil ayat 20]. Dalam surat tersebut Dapat diambil kesimpulan bahwa diwajibkan membaca surat yang mudah dari Al Qur’anbukan surat fatikhah tetapi surat yang di anggap mudah.
  • Dalam Sunnah [diriwayatkan dari abu hurairoh R A.] ada seorang laki laki yang masuk masjid kemudian langsung menjalankan sholat. Kemudian laki laki tersebut datang kepada Nabi dan mengucapkan salam, dan nabipun menjawabnya. Dan nabi berkata kembalilah dan ulangi sholatmu sesungguhnya kamu tidak sholat, maka laki laki irtu bergegas sholat kemudian nabi mendatanginya dan memerintahnya untuk mengulanginya lagi sehingga laki laki itu mengerjakannya sebanyak tiga kali, kemudian laki laki itu berkata demi dzat tidak ada yang lebih baik darimu. Kemudian nabi berkata “ketika kamu ingin solat maka sempurnakanlah wudhumu ,kemudian menghadap ke kiblat dan bertakbir,kemudian membaca surat yang mudah dari alquran ,kemudian rukuk secara tuma’ninah kemudian berdiri , kemudian sujud ,kemudian duduk ,kemudian sujud lagi ,kemudian berdiri ,dan melakukan seperti yang telah disebutkan tadi semuanya .

D. Apakah fatihahnya makmum setelah imam
   1). Imam syafii dan ahmad
              Mereka mewajibkan membaca  fatihahnya makmum dibelakang imam baik  solat yang bersifat jahr atau sirri
 Berikut dalilnya  :
            Berdasarkan hadis yang terdahulu nabi bersabda “tidak dikatakan solat apabila tidak membaca fatihatul kitab .Secara umum imam itu sudah membacakan fatihahnya makmum seperti pada salat yang bersifat sirri , apabila dalam salat yang bersifat jahr makmum tidak membaca fatihah maka tidak sah salatnya
   2). Imam malik
            Fatihah dibaca setelah membacanya imam pada salat salat yang bersifat sirri tidak pada  salat yang bersifat jahr
        Berikut dalilnya :
            Dinukil dari imam qurtubi dari imam malik sesungguhnya tidak membaca fatihah dibelakang imam dalam salat yang bersifat jahr . adapun yang salat bersifat sirri harus dibaca
   3). Abu hanifah
            Fatihah itu tidak dibaca setelah fatihahnya imam  tidak pada salat yang bersifat sirri atau jahr 
        Berikut dalilnya :
          Beliau mencegah membaca fatihah setelah fatihahnya imam  secara mutlak berdasarakan ayat alquran surat al-a’raf : 204 dan dalam hadist orang yang salat makmum maka fatihahnya ditanggung imam 

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN

A.Pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda

VOC
           Pada masa VOC, yang merupakan sebuah kongsi (perusahaan) dagang, kondisi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari maksud dan kepentingan komersial. Berbeda dengan kondisi di negeri Belanda sendiri dimana lembaga pendidikan dikelola secara bebas oleh organisasi-organisasi keagamaan, maka selama abad ke-17 hingga 18 M, bidang pendidikan di Indonesia harus berada dalam pengawasan dan kontrol ketat VOC. Jadi, sekalipun penyelenggaraan pendidikan tetap dilakukan oleh kalangan agama (gereja), tetapi mereka adalah berstatus sebagai pegawai VOC yang memperoleh tanda kepangkatan dan gaji. Dari sini dapat dipahami, bahwa pendidikan yang ada ketika itu bercorak keagamaan (Kristen Protestan). Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat digambarkan sebagai berikut:
belanda

1. Pendidikan Dasar
2. Sekolah Latin
3. Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
4. Academie der Marine (Akademi Pelayanan)
5. Sekolah Cina
6. Pendidikan Islam[1]

            Pendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses awal masuknya Islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya. Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami kebangkrutan, kekuasaan Hindia Belanda akhirnya diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda langsung. Pada masa ini, pendidikan mulai memperoleh perhatian relatif maju dari sebelumnya. Beberapa prinsip yang oleh pemerintah Belanda diambil sebagai dasar kebijakannya di bidang pendidikan antara lain:

  1. Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu agama tertentu;
  2. Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak didik kelak mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan kolonial;
  3. Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya yang ada di Jawa.;
  4.  Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supremasi politik dan ekonomi pemerintah kolonial.

          Maka pada tahun 1901 muncullah apa yang disebut dengan politik ETIS yakni politik balas budi bangsa Belanda kepada Indonesia. Pencetus politik ini adalah Van Deventer, yang kemudian politik ini dikenal juga dengan Trilogi Van Deventer. Secara umum isi dari politik ETIS ini ada tiga macam yaitu, Education (pendidikan), Imigrasi (perpindahan penduduk) dan Irigasi (pengairan). Yang akan dikupas adalah mengenai education atau pendidikan.[2] Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda sejak diterapkannya Politik Etis dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS, HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah peralihan.
  2. Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS) dan pendidikan kejuruan.
  3. Pendidikan tinggi.

         Dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan islam pada zaman kolonial belanda tidak mendapat rintangan.hal ini ditandai dengan bermunculanya lembaga-lembaga pendidikan yang semuanya berjalan dengan lancar walaupun terlihat abiturienya tidak bisa diterima oleh mereka dan yakin kalau kesadaran dari pihak islam telah timbul untuk tidak bekerja pada belanda yang telah menjadi perintang kemajuan bangsa. Kenyataan seperti ini sayang msih berlaku sampai sekarang sehingga orang-orang islam kurang berperan dalam pemerintahan. Hal ini tentu penyebabnya adalah melemahnya kekuatan politik islam walaupun islam di indonesia mencapai jumlah yang sangat banyak.

B. Pendidikan Islam pada masa penjajahan Jepang

perang dunia ll
          Pendidikan islam zaman penjajahan jepang dimulai pada tahun 1942-1945, sebab bukan hanya belanda saja yang mencoba berkuasa di Indonesia. Dalam perang pasifik (perang dunia ke II), jepang memenangkan peperangan pada tahun 1942 berhasil merebut indonesia dari kekuasaan belanda. Perpindahan kekuasaan ini terjadi ketika kolonial belanda menyerah tanpa sayarat kepada sekutu Penjajahan jepang di indonesia mempunyai konsep hokko ichiu (kemakmuran bersama asia raya) dengan semboyan Asia untuk asia.
     
         Jepang mengumumkan rencana mendirikan lingkungan kemakmuran bersama asia timur raya pada tahun 1940. Jepang akan menjadi pusat lingkungan pengaruh atas delapan daerah yakni: manchuria, daratan cina, kepuluan muangtai, malaysia, indonesia, dan asia rusia. Lingkungan kemakmuran ini disebut dengan hakko I chi-u (delapan benang dibawah satu atap).

           Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:

  1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda
  2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.

         Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain:

  1. Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari.
  2. Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang;
  3. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin.
  4. Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
  5. Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan
  6. Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU.

           Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan. Kepercayaan jepang ini dimanfaatkan juga oleh umat islam untuk bagkit memberontak melawan jepang sendiri. Pada tanggal 8 juli 1945 berdirilah sekolah tinggi islam di Jakarta. Kalau ditinjau dari segi pendidikan zaman jepang umat islam mempunya kesempatan yang banyak untuk memajukan pendidikan islam, sehingga tanpa disadari oleh jepang sendiri bahwa umat islam sudah cukup mempunyai potensi untuk maju dalam bidang pendidikan ataupun perlawanan kepada penjajah. Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
  1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
  2.  Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
  3.  Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
  4.  Pendidikan Tinggi Disini beberapa tujauan pendidikan islam ketika zaman penjajahan antara lain:
  1. Azaz tujuan muhamadiyah: mewujudkan masyarakat islam yang sebenarnya dan azaz perjuangan dakwah islamiyyah dan amar ma’ruf nahi Munkar
  2. INS(Indonesische Nadelanshe School) dipelopori oleh Muhammad syafi’i )1899-1969) bertuan memdidik anak untuk berpikir rasional, mendidik anak agar bekerja sungguh-sungguh, membentuk manusia yang berwatak dan menanam persatuan.
  3. Tujuan Nahdlatul Ulama: sebelum menjadi partai politik memgang teguh mahzab empat, disamping mejadi kemaslahatan umat islam itu sendiri. Kesimpulanya ialah bahwa tujuan pendidikan islam yang pertama adalah menanamkan rasa keislaman yang benar guna kepentingan dunia dan Akhirat, dan yang kedua membelah bangsa dan tanah air untuk memdapatkan kemerdekaan bangsa itu sendiri ataupun kemerdekaan secara manusiawi.
Batman Begins Background3D Letter R