Pembaharuan dalam
Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa
umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan.
Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu
kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam
bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme
tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma
baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
A.Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan
1.Pada bidang Akidah
|
Muhammad Abdul Wahab |
Salah satu
pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama
Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad
Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang
dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat
Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat
Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran
tarekat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara
Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh
tarekat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam syekh atau
walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah umat Islam pergi dan meminta
pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan
masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan
dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang
telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang
sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang
dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut paham Wahabiah termasuk
syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid
memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada
persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
- Yang harus
disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah
dinyatakan sebagai musyrik
- Kebanyakan
orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau
kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan
sebagai musyrik
- Menyebut
nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan
sebagai syirik
- Meminta
syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
- Bernazar
kepada selain Allah juga merupakan sirik
- Memperoleh
pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
- Tidak
percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
- Menafsirkan
Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk
mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi
denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa
kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran
Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran
pembaharuan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
- Hanya alquran dan hadis yang merupakan
sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
- Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
- Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak
tertutup
Muhammad Abdul
Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia
mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed.
Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak
sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun
1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil
bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2.Pada bidang Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan
agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam
menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau
akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi
kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar
manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena
berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat
menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat
Al_qur’an )
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ
يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ
ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya : “Dan
seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan
habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi
maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam
tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman
klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern
(1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Jatuhnya mesir ke tangan barat menyadarkan umat Islam bahwa di barat telah
timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam.
Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu
dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai
berikut.:
a.Pra-periode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya
pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sejak periode
pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi
kemunduran khususnya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui
peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan
terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun
1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia
kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang
ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang
menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani
mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka
dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa,
terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa
mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani.
Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai
dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan
berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat
Pada tahun
1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusus
mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi
lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan
perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun
binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di
tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
Laporan-laporan
kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai
pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis
bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps
artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun
1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudian masuk
Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani
untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia
dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari
Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,modern
pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka
sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang
non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika
(1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan
barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usaha penerjemahan
buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas
25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau
filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina
(1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia
Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al
Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu
b.Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum muslim
memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok pemikirannya
maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt
Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau
pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
|
jamaludin Al-Afgani |
1)Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu
sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani.
Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun
sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan
barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksiantara Islam dan ilmu pengetahuan.
Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan
ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama.
Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
2)Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah
1865-1935)
Guru dan murid
tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan
pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan
menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk
mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi
Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di
antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di
paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab
dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam
ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.
Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3)Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein
adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali
Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu
pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunanaanya)
saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi.
Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4)Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al
qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang
dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan
ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya
bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan
mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk
menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat
praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di
kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5)Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad
Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti
halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan
modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang
membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu
antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya
yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang
dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama,
Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang
tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya
ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an.
Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir
Al Qur’an
6)Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal
abad ke-20 adalahSir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama
di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai
latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul
dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of
Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam
Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan
kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi
baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan
dan filsafat barat abad ke-20
B.Perkembangan Kebudayaan pada masa Pembaharuan
|
Napoleon Bonaparte |
Bangsa Turki
tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti
yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu
pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18,
terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin
meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau
dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak
dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh
kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan
peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh
pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dairikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia
mengirim lebih dari 4000 pelajar ken memerintah Mesir hingga
tahun 1894
Buku-buku ilmu
pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat
kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para
ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya
mend
Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan
turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari
kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan
tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran
mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran
tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang
Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan
bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika
itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan
seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid
Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari.
Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu
masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya
berasal dari gereja Aya Sophia.
|
hagia sophia |
Islam dan
kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang,
namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa
ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam
pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di
permukaan bumi.
Toleransi beragama
merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang
bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad
mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khususnya
umat Islam di dunia