----------SUGENG RAWUH----------

Selasa, 14 Mei 2013

Tembang Megatruh


Megatruh. Kata ini berasal dari kata “pegat” yang berarti putus, dan “ruh” yang berarti nyawa, artinya putus hubungan antara ruh atau nyawa dengan badan atau raga. Selain itu, lanjutnya, secara badani ia sudah megat trah yang berarti berpisah dengan keturunannya
Orang Jawa mengenal benar, sehingga melahirkan karya adiluhung berupa Tembang Megatruh atau Megat Ruh tersebut. Disampaikan dengan tembang sehingga dapat didengar, dirasakan, dinikmati sangat nyaman sampai ke pusat jiwa. Tembang-tembang Megatruh ini didendangkan tatkala manusia menjelang ajal dan melepaskan jasad atau wadag atau tubuh fananya.
Dalam Serat Purwaukara, Megatruh diberi arti mbucal kan sarwa ala ( membuang yang serba jelek ). Pegat ada hubungannya dengan peget yang berarti istana, tempat tinggal. Pameget atau pamegat yang berarti jabatan. Samgat atau samget berarti jabatan ahli, guru agama. Dengan demikian, Megatruh berarti petugs yang ahli dalam kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat.
sigra milir kang gèthèk sinangga bajul
kawan dasa kang njagèni
ing ngarsa miwah ing pungkur
tanapi ing kanan kéring
kang gèthèk lampahnya alon

                (ini diambil dari Babad Tanah Jawi karya Ki Yasadipura)
artinya  :

"mengalirlah segera sang rakit dipikul buaya
empat puluh penjaganya
di depan juga di belakang
tak lupa di kanan kiri
sang rakitpun berjalan pelan"

Arti Tembang
Tembang ini biasanya dipakai untuk melukiskan perasaan kecewa ataupun kesedihan yang mendalam. Makna yang terkandung dalam syair-syairnya, selain melukiskan perasaan kecewa dan kesedihan mendalam, tembang ini menggambarkan secara jelas dan gamblang tentang ketergantungan manusia dengan Sang Pencipta. Karena sifat Maha dari Allah, maka manusia mendapat  uluran  kasih sayang-Nya, limpahan anugerah yang melimpah ruah, karunia serta Rahmat-Nya.dan seakan kata-kata tembang ini menunjukan lemahnya seseorang tanpa bantuan sesamanya dan menuntut manusia akan selalu berperilaku sosial menolong sesamanya dalam kebaikan 

Seakan-akan tembang jawa ini mengajarkan kita agar kita selalu memperkuat selalu ukhuwah islamiyah dan selalu memandang bahwa islam itu satu bukan seperti ini dan itu ,islam adalah kita ini dan yang seperti kita inilah yang dinamakan “rahmatallilalamin”karena islam terlahir dari bungkus yang global dan dapat menyertai apapun selama itu masih berpacu pada Rukun-rukun yang 5

5 komentar:

  1. Luar biasa .. Generasi muda penerus Budaya Jawa yg Adiluhung. Insyaalloh ...

    BalasHapus
  2. Nguri2 budaya jawa..semoga barokah

    BalasHapus
  3. Nguri2 budaya jawa..semoga barokah

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah nguri2 kabudayan jawi mugi pinaringan berkah manfaatipun

    BalasHapus
  5. Ancen joss penerus budaya jawa

    BalasHapus

Batman Begins Background3D Letter R