----------SUGENG RAWUH----------

Sabtu, 22 Februari 2014

Riwayat Hidup Ibn Khaldun

ilustrasi “Ibnu Khaldun”
Nama lengkap Imam Ibn Khaldun  adalah Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan “Ibnu Khaldun”. Ibnu Khaldun dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Al-Quran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana. Selain itu, Ibnu Khaldun juga membahas tentang pendidikan Islam.
peta tunisia
Ibn Khaldun dilahirkan Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H./27 Mei 1332, M. Wafi menguraikan silsilah leluhur Ibnu Khaldun berasal dari seorang sahabat Nabi, bernama Wail bin Hujr. Beliau dikenal sebagai sahabat Nabi, yang meriwayatkan lebih dari 70 Hadist. Ayah bernama Abu Abdullah Muhammad. Abu Abdulah Muhamad adalah seorang pribadi yang suka bergelut dalam dunia perpolitikan, sehingga tidak heran jika ayah mempunyai jabatan penting di pemeritahan. Setelah lama malang melintang dalam dunia perpolitikan ayah Ibnu Khaldun mengundurkan diri dan mengabdikan diri kepada dunia ilmu pengetahuan dan kesufian, ahli bahasa dan satra Arab[1] Keluaraga Ibnu Khaldum mula-mula tinggal di Isbilah. pada masa pemerintahan bani Abbad. Ketika pemerintahan Muwahhidun di Andalusia menjadi lemah dan orang-orang Spanyol berusaha meruntuhkannya, maka keluarga Ibnu Khaldun berpindah ke Sabtah dan akhirnya menetap di Tunis. Pada masa itu iklim kebebasan berpikir ditindas dan difitnah, desus-desus serta kegoncangan-kegoncangan kehidupan masyarakat memuncak. Pada masa inilah Ibnu Khaldun dilahirkan.
Peta negara Maroko
Memasuki tahun ke-20 dari usianya, Ibnu Khaldun mulai tertarik dengan kehidupan politik, sehingga pada tahun 755 H./1354 M, karena kecakapannya Ibnu Khaldun diangkat menjadi sekretaris Sultan di Maroko, namun jabatan ini tidak lama di pangkunya, karena pada tahun 1357 Ibnu Khaldun terlibat dalam persekongkolan untuk menggulingkan Amir bersama Amir Abu Abdullah Muhammad, sehingga ia ditangkap dan dipenjarakan.[2] Tetapi tidak lama kemudian dia dibebaskan, yang kemudian pada tahun itu juga setelah Sultan meninggal dunia dan kekuasaan direbut oleh Al-Mansur bin Sulaiman dari menterinya Al-Hasan, maka Ibnu Khaldun menggabungkan diri dengan Al-Mansur dan dia diangkat menjadi sekretarisnya. Namun tidak lama kemudian Ibnu Khaldun meninggalkan Al-Mansur dan bekerjasama dengan Abu Salim. Pada waktu itu Abu Salim menduduki singgasana dan Ibnu Khaldun diangkat menjadi sekretarisnya dan dua tahun kemudian diangkat menjadi Mahkamah Agung. Di sinilah Ibnu Khaldun menunjukkan prestasinya yang luar biasa, tetapi itupun tidak berlangsung lama, karena pada tahun 762 H./1361 M., timbul pemberontakan di kalangan keluarga istana, maka pada waktu itu Ibnu Khaldun meninggalkan jabatan yang disandangnya.[3]
ilustrasi kitab Muqoddimah
Kemudian tidak tahan lama Ibnu Khaldun bergelut dengan dunia politik dia ingin kembali ke dalam dunia ilmu pengetahuan yang pernah lama digelutinya. Akhirnya dia memutar haluan bertolak ke daerah Banu Arif bersama keluarganya, dan di tempat inilah Ibnu Khaldun dan keluarganya baru merasa hidup tenang dan tentram jauh dari kemunafikan politik. Dalam ketenangannya itu Ibnu Khaldun merenung ingin menumpahkan semua pengalaman dan liku-liku kehidupannya. Maka dari sinilah ia mengalihkan perjalanan hidupnya dari petualang politik kembali kepada dunia ilmu pengetahuan, dan mulailah ia menyusun karya besarnya yang kemudian dikenal dengan “Muqoddimah Ibnu Khaldun”.
kitab Muqoddimah transtelitasi bahasa
Selama empat tahun tinggal di daerah Banu Arif Ibnu Khaldun juga menyusun sejarah besarnya Al-‘Ibar, akan tetapi karena kekurangan referensi maka ia pergi ke Tunisia, dan disanalah ia menyelesaikan karyanya. Rupanya ketenangan Ibnu Khaldun terganggu lagi ketika Sultan mengajaknya untuk mendampingi menumpas pengacau, namun karena Ibnu Khaldun sudah jenuh dengan kehidupan politik, maka kemudian ia pindah ke Mesir. Di Mesir Ibnu Khaldun disambut dengan hangat. Ilmuwan serta sarjanawan ini sudah tidak asing lagi di sana karena karya-karyanya sudah tersebar di sana. Sebagai orang baru Ibnu Khaldun langsung diberi dua jabatan penting yaitu sebagai hakim tinggi dan sebagai guru besar di perguruan Al-Azhar.


[1] Ali Audah, Ibnu Khaldun, Sebuah Pengantar, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, TT)
[2] Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta: Ichtiyar Baru, 1997), hlm. 158
[3] Ibid, hlm. 200

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Batman Begins Background3D Letter R